BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
..........
Perdebatan mengenai evolusi tidak ada habisnya untuk dibahas. Dari
dulu para ilmuan selalu memperdebatkan masalah kebenaran teori evolusi.
Dalam kamus besar bahasa indonesia di sebutkan bahwa evolusi adalah
perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur atau
perlahan-lahan (sedikit demi sedikit). Dengan kata lain berevolusi
berarti berubah secara berangsur-angsur dari satu bentuk ke bentuk yang
lain.
..........
Evolusi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang perubahan
struktur gen dalam jangka waktu yang lama. Evolusi secara harfiah dapat
dikatakan sebagai suatu proses spesiasi (pembentukkan spesies). Evolusi
juga dapat dikatakan sebagai suatu cabang ilmu yang menjelaskan
bagaimana keanekaragaman hayati terjadi.
..........
Charles Darwin (1809-1882) seorang penggawa teori evolusi ini
mengatakan bahwa spesies hidup sekarang berasal dari spesies lain yang
hidup dimasa lampau. Dan bila diurut lebih lanjut, semua spesies makhluk
hidup termasuk manusia diturunkan dari nenek moyang yang sama. Darwin
menjelaskan bahwa manusia berasal dari kera. Penjelasan Darwin semacam
ini menuai perdebatan dari banyak pihak, salah satunya dari kalangan
agama, sebagai contoh Islam.
.......... Dalam
ajaran yang dianut oleh Islam Adam adalah nenek moyang dari manusia
yang secara notabene adalah manusia pertama di muka bumi.
.......... Oleh karena itu kami menyusun makalah yang berjudul benarkah evolusi itu ada mengajak
kita semua ikut mempelajari mengenai evolusi karena merupakan bagian
dari ilmu pegetahuan yang kebenarannya masih bersifat empiris. Jika ada
bukti ilmiah yang meruntuhkan teorinya, kebenaranya dapat berubah
menjadi salah. Jadi bagi yang tidak percaya bahwa proses evolusi itu ada
harus menunjukkan bukti ilmiah yang dapat meruntuhkan teorinya, bukan
atas dasar emosi, asumsi atau prediksi.
1.2 Rumusan Masalah
.......... Adapun rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya sebagai berikut.
- Bagaimana penjelasan teori evolusi dari Charles Darwin ?
- Apakah penemuan ilmiah membantah atau bahkan mendukung teori Charles Darwin mengenai Teori Evolusi ?
- Dan bagaimana pula teori Evolusi dipandang dari segi agama Islam ?
1.3 Tujuan
.......... Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
- Untuk menguraikan penjelasan teori Evolusi dari Charles Darwin
- Untuk mengetahui apakah penemuan-penumuan para ahli banyak yang mendukung ataukah malah membantah teori Charles Darwin
- Dan membandingkan teori Evolusi dari sudut pandang Agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Evolusi
Sebelum kita membahas lebih
jauh perdebatan tentang eksistensi evolusi, terlebih dahulu perlu kita
ketahui pengertian tentang evolusi itu sendiri. Secara bahasa, kata
Evolusi berasal dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan atau
membuka lapisan. Kemudian kata tersebut diserap dalam bahasa inggris
menjadi kata evolution yang berarti perkembangan secara bertahap.
Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI), evolusi adalah
perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan
perlahan-lahan (sedikit demi sedikit). Pengertian diatas mengindikasikan
bahwa, secara umum evolusi merupakan proses perubahan yang berjalan
secara lambat, dalam arti sedikit demi sedikit dari bentuk satu ke
bentuk yang lain. Sedangkan menurut ilmu sejarah, evolusi adalah
perkembangan ekonomi, sosial dan politik tanpa adanya paksaan dari waktu
ke waktu secara sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang lama.
Dalam Sosiologi, evolusi
sering diartikan sebagai perubahan sosial. Arti ini sangatlah cocok
dengan arti dasar dari evolusi itu sendiri, bahwa evolusi adalah
perubahan secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan dari bentuk satu ke
bentuk yang lain. Arti umum evolusi ini, mengisyaratkan bahwa evolusi
berlaku untuk umum, dan tidak identik dengan cabang ilmu pengetahuan
tertentu. seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa setiap ilmu
pengetahuan mempunyai pengertiannya masing-masing mengenai evolusi.
Mulai dari biologi, sebagai evolusi yang masyhur dari Charles Darwin,
kemudian Ilmu Sejarah, Sosiologi, dan lain sebagainya.
..........
Teori evolusi dalam sosiologi di populerkan oleh Herbert Spencer,
seorang sosiolog dari inggris. Herbert Spencer lebih awal memunculkan
gagasan teori evolusi ketimbang Darwin. Spencer mengenalkan konsep
evolusi sosial dalam bukunya Social Statics pada 1850, sembilan tahun sebelum Darwin menulis Origin of Species (1859). Spencer (1897) menguraikan teori evolusi secara mendalam dalam The Principles of Sociology yang
terbit 1897 di New York. Dalam buku ini Spencer menyebut kata “evolusi”
dalam beragam variannya sebanyak 249 kali, termasuk kutipan langsung
dan daftar isi.
..........
Meskipun antara biologi dan sosiologi sama-sama mempelajari evolusi,
bukan berarti kajian yang ada didalamnya sama persis di antara keduanya.
Antara Sosiologi dan Biologi mempunyai sejumlah perbedaan.
.......... Sztompka(2010) menjelaskan perbedaan-perbedaan diantara keduanya. Pertama, evolusionisme sosiologis adalah sebuah teori ontogenesis yang mengacu pada kesatuan unik, tungal (masyarakat manusia), sedangkan Darwinisme adalah teori phylogenesis
yang mengacu pada asal usul spesies atau manusia. Kedua, sosiolog
menjelaskan mekanisme perkembangan kemampuan yang terkandung didalam
diri objek yang dikaji, sedangkan darwinisme memusatkan perhatian pada
perubahan acak dalam diri spesies, perjuangan untuk mempertahankan hidup
– yakni yang paling mampu menyesuaikan diri yang akan bertahan hidup –
dan seleksi alamiah yang menghasilkan segmen populasi yang paling baik
kemampuan adaptasinya.
..........
Dari berbagai penjelasan pengertian evolusi diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa evolusi adalah perubahan atau perkembangan sesuatu dari
satu bentuk ke bentuk yang lain secara sedikit demi sedikit dan
perlahan dalam waktu yang lama. Arti evolusi secara umum tidak hanya
berlaku untuk studi Biologi saja, akan tetapi juga disiplin-disiplin
ilmu yang lain seperti Ilmu Sejarah, Sosiologi dan sebagainya.
2.2 Teori Evolusi Charles Darwin
..........
Teori Evolusi Charles Robert Darwin (1809–1882), masih menjadi
perdebatan panjang hingga sampai saat ini. Teori ini menyebutkan bahwa
manusia yang saat ini merupakan hasil evolusi dari spesies kera. Banyak
pertentangan mengenai pernyataan tersebut. Akan tetapi bagaimana
pertentangan tersebut akan dijelaskan pada sub bab selanjutnya. Pada sub
bab ini, kita akan membicarakan mengenai bagaimana
penjelasan-penjelasan dari teori ini.
..........
Evolusi secara umum tidak dapat terlepas dari kehidupan masa lampau.
Hal yang saat ini, merupakan hasil dari proses masa lampau. Kita yang
sekarang merupakan akibat dari bagaimana kita di masa lalu. Begitu pula
bagaimana Darwin menjelaskan teorinya. Silahkan perhatikan gambar
dibawah ini,
Evolusi manusia
..........
Gambar diatas menunjukkan asumsi darwinisme mengenai bagaimana proses
kera berevolusi secara bertahap dan perlahan-lahan dalam waktu yang lama
yang pada akhirnya menjadi manusia. Darwinisme sangat percaya bahwa
manusia berasal dari kera. Teori evolusi ini mempunyai asumsi dasar
bahwa semua makhluk hidup berasal dari mahkluk hidup sebelumnya yang
dapat muncul dengan variasi baru sehingga menyebabkan terjadinya
keanekaragaman makhluk hidup. Adanya variasi-variasi tersebut dapat
menyebabkan spesies baru yang mana spesies baru ini sebagai hasil dari
pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi satu ke generasi
selanjutnya dalam kurun waktu jutaan tahun.
..........
Banyak tokoh yang berpendapat tentang hal evolusi ini, tetapi belum
ada satu teori yang dapat menjawab semua fakta dan kejadian tentang
sejarah perkembangan makhluk hidup. Beberapa teori dari para ahli yang
menjadi dasar dari teori evolusi, di antaranya sebagai berikut.
1. Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM).
Aristoteles adalah
seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan teori
evolusi. Ia mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika
alam, maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya
dari bentuk sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
2. Teori evolusi Anaximander (500 SM0.
Anaximander juga
merupakan seorang filosof yang berasal dari Yunani. Ia berpendapat bahwa
manusia berawal dari makhluk akuatik mirip ikan dan mengalami proses
evolusi.
3. Teori evolusi Empedoclas (495-435 SM).
Empedoclas adalah
seorang filosof Yunani. Ia mengemukakan teori bahwa kehidupan berasal
dari lumpur hitam yang mendapat sinar dari matahari dan berubah menjadi
makhluk hidup. Evolusi terjadi dengan dimulainya makhluk hidup yang
sederhana kemudian berkembang menjadi sempurna dan akhirnya menjadi
beraneka ragam seperti sekarang ini.
4. Teori evolusi Erasmus Darwin (1731-1802).
Erasmus Darwin adalah kakek dari Charles Robert Darwin, seorang
tokoh evolusi berkebangsaan Inggris. Teorinya adalah bahwa evolusi
terjadi karena bagian fungsional terhadap stimulasi adalah diwariskan.
Ia menyusun buku yang berjudul Zoonamia yang menentang teori evolusi dari Lamarck.
5. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788).
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi.
6. Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875).
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang terkenal berjudul Principles of Geology. Di dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses bertahap dalam jangka waktu yang lama.
7. Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck.
Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829) seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, memiliki suatu gagasan dan menuliskannya dalam bukunya berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut.
- Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan.
- Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.
- Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan akan menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah. Menurut Lamarck, pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya. Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi semakin panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi.
.......... Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles Darwin)
yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang
berleher pendek dan ada yang berleher panjang. Jerapah-jerapah tersebut
berkompetisi untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah
berleher panjang akan menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan
diwariskan kepada keturunannya. Jerapah yang berleher pendek akan mati
dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.
Agar lebih jelas mengenai perbandingan dua teori ini, dapat Anda perhatikan Gambar 7.3.
Gambar 7.3 Teori jerapah berleher panjang menurut Lamarck dan Erasmus Darwin
8. Teori evolusi Charles Robert Darwin (1809–1882).
Charles Robert Darwin (1809–1882)
adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, yang mana teori evolusi
yang dibentuknya mengalami banyak kontroversi hingga saat ini. Charles
Darwin melakukan pelayaran pada tahum 1831 dengan menggunakan kapal HMS
Beagel, ia melakukan pelayaran menuju ke Kepulauan Galapagos, yang
merupakan kepulauan terpencil kurang lebih 1050 km dari dari daratan
utama Amerika Serikat. Dalam pelayarannya hingga sampai di Kepulauan
Galapagos tersebut Charles Darwin menemukan dan mengamati berbagai macam
burung Finch yang memiliki berbagai macam bentuk paruh. Perbedaan
morfologi tersebut ternyata menunjukkan adanya hubungan kekerabatan
dengan burung yang ada di Amerika Serikat.
..........
Menurut Omer Cenker Ilicehi dalam pelita.or.id, sesuai dengan prinsip
ajaran Darwin bahwa spesies makhluk hidup terutama jenis-jenis burung "finch"
tertentu di kepulauan Galapagos, menyebutkan adanya variasi pada
burung-burung itu disebabkan oleh adaptasi mereka terhadap habitat.
........... Hasil penemuan burung Finch oleh Darwin seperti yang telah dijelaskan diatas, dapat dilihat pada Gambar dibawah ini,
.......... Dengan pemikiran yang didasarkan pada observasi dan penemuan terhadap burung “finch”
tersebut, Darwin menduga bahwa asal usul kehidupan dan spesies pada
konsep adaptasi terhadap lingkungan, sehingga muncul aneka spesies
makhluk hidup, itu berasal dari nenek moyang yang sama dan menjadi
berbeda satu sama lain akibat kondisi alam.
.......... Sedangkan pada sumber lain, dijelaskan juga bahwa, dalam teorinya darwin mengatakan "Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan". Kemudian
ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.
Menurutnya manusia sekarang ini adalah hasil yang paling sempurna dari
perkembangan tersebut secara teratur oleh hukum-hukum mekanik seperti
halnya tumbuhan dan hewan. Kemudian lahirlah suatu ajaran(pengertian)
bahwa manusia yang ada sekarang ini merupakan hasil evolusi dari
kera-kera besar (manusia kera berjalan tegak) selama bertahun-tahun dan
telah mencapai bentuk yang paling sempurna.
..........
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam teorinya Darwin
berpendapat, manusia berasal dari perkembangan makhluk sejenis kera yang
sederhana kemudian berkembang menjadi hewan kera tingkat tinggi sampai
akhirnya menjadi manusia. Makhluk yang tertua yang ditemukan dengan
bentuk mirip manusia adalah Australopithecus yang diperkirakan umurnya
antara 350.000 - 1.000.000 tahun dengan ukuran otak sekitar 450 - 1450
cm3. Perkembangan dengan perubahan volume otak ini besar
pengaruhnya bagi kecerdasan otak manusia. Australopithecus yang
mempunyai volume otak rata-rata 450 cm3 berevolusi menjadi manusia kera (Neandertal) yang mempunyai volume otak 1450 cm3. Dari penelitian ini diperkirakan dalam waktu antara 400.000-500.000 tahun volume otak itu bertambah 1000 cm3.
Tetapi anehnya perkembangan dari Neandertal ke manusia modern sekarang
ini selama ± 100.000 tahun volume otaknya tidak berkembang. Teori ini
tidak mengemukakan alasannya.
2.3 Pendapat Ahli dan Penemuan-penemuan Ilmiah Berkaitan dengan Teori Evolusi Charles Darwin
Secara umum, tanggapan ahli lain terhadap teori Darwin adalah:
a. Mendapat tantangan terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan (Universal Creation).
b. Mendapat pembelaan dari penganut Darwin antara lain , Yoseph Hooker dan Thomas Henry Huxley (1825-1895).
c. Mendapat kritik dan pengkayaan dari
banyak ahli antara lain Morgan (1915), Fisher (1930), Dobzhansky (1937),
Goldschmidt (1940) dan Mayr (1942).
.........
Salah satu seseorang yang mengkritik sekaligus menentang secara tajam
pemikiran Darwin ini adalah Harun Yahya. Harun Yahya yang mempunyai nama
asli Adnan Oktar ini dilahirkan di Ankara pada tahun 1956.
.......... Didalam E-Book nya, yang di download pada tanggal 18-03-2012 melalui situs id.harunyahya.com,
Yahya yang merupakan seorang penulis dan kreasionis islam asal Turki
ini menuliskan bahwa, di saat gema buku Darwin tengah berkumandang,
seorang ahli botani Austria bernama Gregor Mendel
menemukan hukum penurunan sifat pada tahun 1865. Meskipun tidak banyak
dikenal orang hingga akhir abad ke-19, penemuan Mendel mendapat
perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah awal kelahiran ilmu genetika.
Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan. Pada
tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi
genetis menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis. Alasannya adalah
kerumitan luar biasa dari kehidupan dan ketidakabsahan mekanisme evolusi
yang diajukan Darwin.
..........
Perkembangan ini seharusnya membuat teori Darwin terbuang dalam
keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi, karena ada
kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan
mengangkat kembali teori ini pada kedudukan ilmiah. Kita dapat memahami
maksud upaya-upaya tersebut hanya jika menyadari bahwa di belakang teori
ini terdapat tujuan ideologis, bukan sekadar kepentingan ilmiah.
..........
Teori Darwin jatuh terpuruk dalam krisis karena hukum-hukum genetika
yang ditemukan pada perempat pertama abad ke-20. Meskipun demikian,
sekelompok ilmuwan yang bertekad bulat tetap setia kepada Darwin
berusaha mencari jalan keluar. Mereka berkumpul dalam sebuah pertemuan
yang diadakan oleh Geological Society of America pada tahun 1941. Ahli
genetika seperti G. Ledyard Stebbins dan Theodosius Dobzhansky, ahli
zoologi seperti Ernst Mayr dan Julian Huxley, ahli paleontologi seperti
George Gaylord Simpson dan Glenn L. Jepsen, dan ahli genetika matematis
seperti Ronald Fisher dan Sewall Right, setelah pembicaraan panjang
akhirnya menyetujui cara-cara untuk “menambal sulam” Darwinisme.
.......... Kader-kader ini berfokus kepada pertanyaan tentang asal usul variasi menguntungkan yang diasumsikan menjadi penyebab makhluk hidup berevolusi
—sebuah masalah yang tidak mampu dijelaskan oleh Darwin sendiri dan
dielakkan dengan bergantung pada teori Lamarck. Gagasan mereka kali ini
adalah “mutasi acak” (random mutations). Mereka menamakan teori baru ini “Teori Evolusi Sintetis Modern”
(The Modern Synthetic Evolution Theory), yang dirumuskan dengan
menambahkan konsep mutasi pada teori seleksi alam Darwin. Dalam waktu
singkat, teori ini dikenal sebagai “neo-Darwinisme” dan mereka yang mengemukakannya disebut “neo-Darwinis”.
.......... Beberapa dekade berikutnya menjadi era perjuangan berat untuk membuktikan kebenaran neo-Darwinisme. Telah diketahui bahwa mutasi
— atau “kecelakaan” — yang terjadi pada gen-gen makhluk hidup selalu
membahayakan. Neo-Darwinis berupaya memberikan contoh “mutasi yang
menguntungkan” dengan melakukan ribuan eksperimen mutasi. Akan tetapi
semua upaya mereka berakhir dengan kegagalan total.
..........
Mereka juga berupaya membuktikan bahwa makhluk hidup pertama muncul
secara kebetulan di bawah kondisi-kondisi bumi primitif, seperti yang
diasumsikan teori tersebut. Akan tetapi eksperimen-eksperimen ini pun
menemui kegagalan. Setiap eksperimen yang bertujuan membuktikan bahwa
kehidupan dapat dimunculkan secara kebetulan telah gagal. Perhitungan
probabilitas membuktikan bahwa tidak ada satu pun protein, yang
merupakan molekul penyusun kehidupan, dapat muncul secara kebetulan.
Begitu pula sel, yang menurut anggapan evolusionis muncul secara
kebetulan pada kondisi bumi primitif dan tidak terkendali, tidak dapat
disintesis oleh laboratorium-laboratorium abad ke-20 yang tercanggih
sekalipun.
.......... Teori neo-Darwinis telah ditumbangkan pula oleh catatan fosil.
Tidak pernah ditemukan di belahan dunia mana pun “bentuk-bentuk
transisi” yang diasumsikan teori neo-Darwinis sebagai bukti evolusi
bertahap pada makhluk hidup dari spesies primitif ke spesies lebih maju.
Begitu pula perbandingan anatomi menunjukkan bahwa spesies yang diduga
telah berevolusi dari spesies lain ternyata memiliki ciri-ciri anatomi
yang sangat berbeda, sehingga mereka tidak mungkin menjadi nenek moyang
dan keturunannya.
..........
Neo-Darwinisme memang tidak pernah menjadi teori ilmiah, tapi
merupakan sebuah dogma ideologis kalau tidak bisa disebut sebagai
semacam "agama". Oleh karena itu, pendukung teori evolusi masih saja
mempertahankannya meskipun bukti-bukti berbicara lain. Tetapi ada satu
hal yang mereka sendiri tidak sependapat, yaitu model evolusi mana yang
“benar” dari sekian banyak model yang diajukan. Salah satu hal
terpenting dari model-model tersebut adalah sebuah skenario fantastis
yang disebut “punctuated equilibrium”.
..........
Sebagian besar ilmuwan yang mempercayai evolusi menerima teori
neo-Darwinis bahwa evolusi terjadi secara perlahan dan bertahap. Pada
beberapa dekade terakhir ini, telah dikemukakan sebuah model lain yang
dinamakan “punctuated equilibrium”. Model ini menolak gagasan Darwin
tentang evolusi yang terjadi secara kumulatif dan sedikit demi sedikit.
Sebaliknya, model ini menyatakan evolusi terjadi dalam “loncatan” besar
yang diskontinu.
.......... Pembela fanatik pendapat ini pertama kali muncul pada awal tahun 1970-an. Awalnya, dua orang ahli paleontologi Amerika, Niles Eldredge dan Stephen Jay Gould,
sangat sadar bahwa pernyataan neo-Darwinis telah diruntuhkan secara
absolut oleh catatan fosil. Fosil-fosil telah membuktikan bahwa makhluk
hidup tidak berasal dari evolusi bertahap, tetapi muncul tiba-tiba dan
sudah terbentuk sepenuhnya. Hingga sekarang neo-Darwinis senantiasa
berharap bahwa bentuk peralihan yang hilang suatu hari akan ditemukan.
Eldredge dan Gould menyadari bahwa harapan ini tidak berdasar, namun di
sisi lain mereka tetap tidak mampu meninggalkan dogma evolusi. Karena
itulah akhirnya mereka mengemukakan sebuah model baru yang disebut
punctuated equilibrium tadi. Inilah model yang menyatakan bahwa evolusi
tidak terjadi sebagai hasil dari variasi minor, namun dalam per-ubahan
besar dan tiba-tiba.
..........
Model ini hanya sebuah khayalan. Sebagai contoh, O.H. Shindewolf,
seorang ahli paleontologi dari Eropa yang merintis jalan bagi Eldredge
dan Gould, menyatakan bahwa burung pertama muncul dari sebutir telur
reptil, sebagai “mutasi besar-besaran” (gross mutation), yakni akibat
“kecelakaan” besar yang terjadi pada struktur gen.6 Menurut
teori tersebut, seekor binatang darat dapat menjadi paus raksasa setelah
mengalami perubahan menyeluruh secara tiba-tiba. Pernyataan yang sama
sekali bertentangan dengan hukum-hukum genetika, biofisika dan biokimia
ini, sama ilmiahnya dengan dongeng katak yang menjadi pangeran! Dalam
ketidakberdayaan karena pandangan neo-Darwinis terpuruk dalam krisis,
sejumlah ahli paleontologi pro-evolusi mempercayai teori ini, teori baru
yang bahkan lebih ganjil daripada neo-Darwinisme itu sendiri.
.......... Satu-satunya
tujuan model ini adalah memberikan penjelasan untuk mengisi celah dalam
catatan fosil yang tidak dapat dijelaskan model neo-Darwinis. Namun,
usaha menjelaskan kekosongan fosil dalam evolusi burung dengan
pernyataan bahwa “seekor burung muncul tiba-tiba dari sebutir telur reptil”
sama sekali tidak rasional. Sebagaimana diakui oleh evolusionis
sendiri, evolusi dari satu spesies ke spesies lain membutuhkan perubahan
besar informasi genetis yang menguntungkan. Akan tetapi, tidak ada
mutasi yang memperbaiki informasi genetis atau menambahkan informasi
baru padanya. Mutasi hanya merusak informasi genetis. Dengan demikian,
“mutasi besar-besaran” yang digambarkan oleh model punctuated
equilibrium hanya akan menyebabkan pengurangan atau perusakan
“besar-besaran” pada informasi genetis.
..........
Lebih jauh lagi, model punctuated equilibrium runtuh sejak pertama
kali muncul karena ketidakmampuannya menjawab pertanyaan tentang asal
usul kehidupan; pertanyaan serupa yang menggugurkan model neo-Darwinis
sejak awal. Karena tidak satu protein pun yang muncul secara kebetulan,
perdebatan mengenai apakah organisme yang terdiri dari milyaran protein
mengalami proses evolusi secara “tiba-tiba” atau “bertahap” tidak masuk
akal.
2.4 Teori Evolusi dari sudut pandang Agama Islam
Sejak munculnya teori
Evolusi pada tahun 1859 oleh Darwin, teori ini telah mendapat banyak
dukungan maupun kritikan bahkan cacian dari berbagai kalangan.
Pihak-pihak yang mendukung teori ini antara lain seperti, Yoseph Hooker
dan Thomas Henry Huxley (1825-1895). Kemudian ihak-pihak yang mengkritik
teori darwin ini sekaligus membenahinya seperti Morgan (1915), Fisher
(1930) Dobzhansky (1937), Goldschmidt (1940), dan Mayr (1942). Selain
mendapatkan dukungan dan pengembangan oleh beberapa orang, teori darwin
ini juga mendapatkan tentangan dari golongan agama dan penganut paham
teori penciptaan (Universal Creation).
........
Harun Yahya dalam e-book nya yang berjudul “keruntuhan teori evolusi”
menyebutkan bahwa teori evolusi darwin ini tidak hanya sekadar konsep
biologi. Akan tetapi teori evolusi ini telah menjadi pondasi sebuah
filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Filsafat yang disebut
harun yahya dalam bukunya tersebut adalah filsafat materialisme.
Filsafat materialisme menurutnya mengandung sejumlah pemikiran penuh
kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul dimuka bumi.
Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu selain materi dan
materi adalah esensi dari segala sesuatu baik yang hidup maupun tak
hidup. Yahya juga mengatakan bahwa dengan mereduksi segala sesuatu ke
tingkat materi, teori ini mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya
berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai
moral. Materialisme mengingkari adanya Sang Pencipta, sehingga filsafat
materialisme merupakan awal dari bencana besar yang akan menimpa hidup
manusia.
Salah satu dari kritik Harun
Yahya seperti yang telah dijelaskan diatas, merupakan suatu hal yang
mengisyaratkan bahwa Teori Evolusi Darwin masih menimbulkan banyak tanda
tanya pada banyak pihak. Dalam islam misalnya, Agama Islam dengan
tegas menolak teori yang diajukan oleh Darwin tersebut dalam Al-Qur’an
Surat AL-Baqarah: 30 disebutkan,
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu
dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di
bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah
(berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu
dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan
apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)
Pada bagian surat “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Ayat
ini adalah penjelasan dari penciptaannya Nabi Adam. Kata khalifah pada
ayat diatas mempunyai banyak arti seperti pemimpin/pengganti /penerus.
Dalam Beberapa tafsir disebutkan bahwa kata khalifah pada ayat tersebut
diartikan sebagai pengganti. Dengan kata lain, adam merupakan pengganti
dari makhluk sebelumnya yang mempunyai sifat saling membunuh. Seperti
yang dijelaskan pada bagian ayat yang selanjutnya.
Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak
menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan
darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan
memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku
mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.
Ada beberapa sumber yang
menjelaskan mengenai kecocokan antara temuan-temuan ilmiah dengan apa
yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Pada website http://f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/manusia2.html yang
diakses pada tanggal 20-03-2012, memaparkan bahwa Terwujudnya alam
semesta ini berikut segala isinya diciptakan oleh Allah dalam waktu enam
masa. hal ini sesuai dengan firman Allah :
.......... "Yang
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada iantara keduanya dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas Arsy (Dialah) Yang Maha
Pemurah, maka tanyakanlah itu kepada Yang Maha Mengetahui." (QS. Al
Furqaan (25) : 59)
..........
Keenam masa itu adalah Azoikum, Ercheozoikum, Protovozoikum,
Palaeozoikum, Mesozoikum, dan Cenozoikum. Dari penelitian para ahli,
setiap periode menunjukkan perubahan dan perkembangan yang bertahap
menurut susunan organisme yang sesuai dengan ukuran dan kadarnya
masing-masing. (tidak berevolusi).
......... "...dan
Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan
ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya" (QS. Al Furqaan (25) : 2)
......... Dari perpaduan antara Al Qur’an dengan hasil penelitian ini maka teori evolusi Darwin tidak dapat diterima. Dari penelitian
membuktikan bahwa kurun akhir (cenozoikum) adalah masa dimana mulai
muncul manusia yang berbudaya dan Allah menciptakan lima kurun
sebelumnya lengkap dengan segala isinya adalah untuk memenuhi kebutuhan
yang diperlukan oleh manusia. Hal ini dijelaskan oleh Allah di dalam
salah satu firman-Nya :
..........
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit.
Dan Dia Maha Mengetahui atas segala sesuatu" (QS Al Baqarah (2) : 29)
Kemudian di dalam surat Al Baqarah ayat 31 s/d 32 Allah berfirman :
.......... "Dan
Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman : ‘Sebutlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang
benar!’. Mereka menjawab : ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami
ketahui selain daripada apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;
Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. Al
Baqarah (2) : 31-32)
..........
Untuk memelihara kelebihan ilmu yang dimiliki oleh Adam a.s maka Allah
berkenan menurunkan kepada semua keturunan adam agar derajat mereka
lebih tinggi daripada makhluk yang lain. Apabila kita menilik kepada
literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah antropologi, maka akan
tampak sekali keragu-raguan dari para ahli antropologi sendiri, apakah
Homo Sapiens itu benar-benar berasal dari Pithecanthropus dan
Sinanthropus ? Setelah melalui berbagai pertimbangan akhirnya para ahli
mengambil kesimpulan bahwa Pithecanthropus dan Sinanthropus bukanlah
asal (nenek moyang) dari Homo Sapiens (manusia), tetapi keduanya adalah
makhluk yang berkembang dengan bentuk pendahuluan yang mirip dengan
manusia kemudian musnah.
..........
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat :
‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’.
Mereka berkata : ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?’. Tuhan berfirman : ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tdak
kamu ketahui’."(QS. Al Baqarah (2) : 30)
..........
Dari ayat ini banyak mengandung pertanyaan, siapakah makhluk yang
berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat diatas. Dalam
literatur Antropologi memang ada jawabannya yaitu sebelum manusia Homo
Sapiens (manusia berbudaya) memang ada makhluk yang mirip dengan manusia
yang disebut Pthecanthropus, Sinanthropus, Neanderthal, dan sebagainya
yang tentu saja karena mereka tidak berbudaya maka mereka selalu berbuat
kerusakan seperti yang dilihat para malaikat.
.......... Nama-nama
mkhluk yang diungkapkan para ahli antropologi diatas dapat pula ditemui
dalam pendapat para ahli mufassirin. Salah satu diantaranya adalah Ibnu
Jazir dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan :"Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam a.s diciptakan adalah Al Jan yang kerjanya suka berbuat kerusuhan"
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
..........
Evolusi terbagi dari beberapa perspektif, ada evolusi sosial dan
evolusi biologis. Di makalah ini, kami mengangkat masalah evolusi
biologis. Lebih spesifiknya yaitu masalah evolusi yang menganggap bahwa
manusia berasal dari bangsa kera. Teori ini masih banyak diperdebatkan
oleh banyak kalangan baik ilmuan maupn dari agama. Dari uraian di atas,
tidak terbukti bahwa manusia punya link dari bangsa kera karena
penemuan-penemuan fosil oleh arkeolog. Belum lagi teori missing link
yang tidak dapat dijelaskan secara gamblang oleh Charles Darwin. Teori
Neo-Darwinisme juga terbantahkan oleh ahli biologi yang menemukan bahwa
mutasi gen tidak mungkin menghasikan spesies yang lebih baik dari ada
gen yang bermtasi, malah kebanyakan menghasilkan keturunan yang cacat.
Dari percobaan DNA-pun juga tidak bisa membuktikan teori Neo-Darwinisme.
Jadi dapat disimpulkan bahwa teori Darwin mengenai evolusi manusia
berasal dari kera tidak dapat diterima oleh akal, selain dari segi
penjelasan agama, juga pembuktian ilmiah. Adapun jerapah yang mengalami
pertambahan panjang leher, karena proses adaptasi, bukan proses evolusi
dari bentuk satu kebentuk yang lain yang berbeda.
3.2 Saran
.......... Mengenai
masalah perdebatan dikalangan ahli, seyogyanya disikapi dengan pikiran
terbuka, bukan dengan emosi maupun persuasif. Dan perlu diingat bawa
seorang ahli sekalipun membuat teori jangan hanya dianggap suatu yang
pasti benar, harus kita telusuri apa yang ada dibalik alasan beliau
mempertahankan teorinya, mungkin karena alasan ideologi maupn kepentigan
politik lainnya.
Daftar Pustaka
- http://id.harunyahya.com/id/works/772/KERUNTUHAN_TEORI_EVOLUSI diakses tanggal 18-03-2012
- http://slemgaul.wordpress.com/2009/04/07/jaringan-penguat/ diakses tanggal 19-03-2012
- http://ahmadnajip.wordpress.com/2011/11/18/herbert-spencer-peletak-dasar-teori-evolusi-universal/ Diakses Tanggal 19-03-2012
- http://www.pelita.or.id/baca.php?id=1363 diakses tanggal 20-03-2012
- sztompka, piotr. 2010. Soiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada
- Bahasa.kemdiknas.go.id diakses tanggal 19-03-2012
- ahmadnajip.wordpress.com diakses tanggal 19-03-2012
- http://www.pelita.or.id/baca.php?id=1363 diakses tanggal 20-03-2012
- http://f-adikusumo.staff.ugm.ac.id/artikel/manusia2.html diakses tanggal 20-03-2012
- http://id.wikipedia.org/wiki/Harun_Yahya diakses tanggal 20-03-2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar