Salah satu ciri makhluk hidup adalah bereproduksi ( berkembang
biak). Reproduksi bertujuan untuk melestarikan atau mempertahankan
keberadaan atau eksistensi suatu sepesies tersebut. Ada dua cara
perkembangbiakan secara umum yaitu vegetatif dan generatif.
perkembangbiakan secara vegetatif umunya terjadi pada tumbuhan dan hewan
tingkat rendah. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya
terjadi pada hewan dan tumbuhan tingkat tinggi.
Perkembangbiakan secara generatif melibatkan individu jantan dan
individu betina. Individu jantan akan menghasilkan sel kelamin jantan
atau sperma, sedangkan individu betina akan menghasilkan sel kelamin
betina atau sel telur ( ovum). Sel sperma dan ovum dibentuk di dalam
alat kelamin (gonad), pada individu jantan disebut testis tepatnya di
tubulus semeniferus sedangkan pada individu betina ovum dibentuk di
ovarium.
Pada masa tertentu umumnya hewan akan menampakkan suatu tanda-tanda
birahi atau hasrat untuk melakukan perkawinan. Ini menandakan bahwa baik
jantan maupun betina telah siap untuk melakukan reproduksi.
Setelah terjadi perkawinan (sperma berhasil masuk kedalam ovum),
terbentuklah zigot. Dalam tahapan normal setelah terjadi pembuahan maka
akan terbentuk morula, kemudian morula akan tumbuh menjadi blastula
(blastocyst).
Blastulasi ( proses pembentukan blastula ) menunjukan perbedaan pada
tingkatan takson masing-masing. Sebagai contoh blastulasi pada
amphioxus,katak, ayam dan babi memiliki tahap pembentukan alat yang
berbeda-beda dari tiap daerah bakalnya sendiri-sendiri.Pada
bangsa aves (burung) epiblast, akan menjadi bakal ectoderm, mesoderm
dan notochord. Bakal endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya
tumbuh dan menyebar kebawah, kedaerah rongga blastocoel.
Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior
embrio lapisan epiblast. Bakal ectoderm berupa sabit terletak di
posterior lapisan epiblast. Bakal notochord dan prechorda di posterior
ectoderm saraf sedang bakal mesoderm di paling posterior lapisan
epiblast. Pre-chorda berupa lempeng terletak tepat di bakal jadi poros
embrio.
Proses blastulasi akan diiringi oleh suatu proses berikutnya yaitu
gastrulasi. Pada tingkat gastrula ini akan terjadi proses dinamisasi
daerah-daerah bakal pembentuk alat pada blastula, diatur dan dideretkan
sesuai bentuk dan susunan tubuh spesies yang bersangkutan. ( Wildan
Yatim, 1982 ; 136-179)
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses blastulasi adalah sebagai berikut :
A. Tahapan Lapis Benih
Pada proses blatulasi akan dihasilkan 2 lapis benih yaitu epiblast dan hypoblast. Epiblast sebagian besar bakal menjadi ectoderm sedangkan hypoblast akan menjadi bakal endoderm. Lapisan ini akan menjadi lengkap pada saat gastrulasi, yaitu menjadi 3 lapis benih ectoderm ( lapisan bagian luar), endoderm (lapisan bagian dalam) dan mesoderm ( lapisan bagian tengah).
B. Tahapan Gerakan Gastrulasi
A. Tahapan Lapis Benih
Pada proses blatulasi akan dihasilkan 2 lapis benih yaitu epiblast dan hypoblast. Epiblast sebagian besar bakal menjadi ectoderm sedangkan hypoblast akan menjadi bakal endoderm. Lapisan ini akan menjadi lengkap pada saat gastrulasi, yaitu menjadi 3 lapis benih ectoderm ( lapisan bagian luar), endoderm (lapisan bagian dalam) dan mesoderm ( lapisan bagian tengah).
B. Tahapan Gerakan Gastrulasi
Dalam gastrulasi sel masih terus membelah dan memperbanyak sel.
Selain terjadi perbanyakan sel, di dalam proses gastrulasi juga terjadi
berbagai gerakan untuk mengatur dan menyusun deretan sesuai dengan
bentuk dan susunan tubuh dari individu spesies masing-masing.Dalam hal ini ada dua kelompok gerakan :
- Epiboli
- Emboli
- Epiboli
Epiboli adalah gerakan melingkup yang berlangsung disebelah luar embrio. Kegiatan ini berlangsung pada bakal ectoderm epidermis dan saraf. Gerakan berlangsung berdasarkan poros bakal anterior dan posterior tubuh. Bersamaan dengan terus bergeraknya bakal mesoderm dan endoderm, epiboli menyesuaikan diri sehingga ectoderm terus menyelaputi seluruh embrio. - Emboli
Emboli merupakan gerakan menyusup, gerakan ini berlangsung disebelah dalam embrio yaitu pada daerah-daerah bakal mesoderm, notochord, pre-chorda dan endoderm. Gerakan-gerakan tersebut mengarah ke blastocoel.
Ada 7 macam pergerakan pada emboli yaitu :
- Involusi ( Gerakan membelok kedalam)
- Konvergensi ( Gerakan menyempit)
- Invaginasi ( Gerakan mencekuk dan melipat suatu lapisan)
- Evaginasi ( Gerakan menjulur )
- Delaminasi ( Gerakan memisahkan diri)
- Divergensi ( Gerakan memencar)
- Extensi ( Gerakan meluas)
- Gastrulasi pada Amphioxus
Gerakan epiboli pada Amphioxus berlangsung pada seluruh bakal
ectoderm yaitu di sepanjang anterior-posterior tubuh. Proses epiboli ini
berlangsung mengiringi proses membesar dan melonjongnya embrio.
Beberapa gerakan yang terjadi antara lain :
1. Invaginasi
2. Involusi
3. Ekstensi
4. Kovergensi
Berikut adalah penjelasan tentang materi diatas :
1. Invaginasi
Proses ini terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan menurut poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral.
1. Invaginasi
2. Involusi
3. Ekstensi
4. Kovergensi
Berikut adalah penjelasan tentang materi diatas :
1. Invaginasi
Proses ini terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang berbatasan dengan sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan menurut poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral.
2. Involusi
Proses ini berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di bawah ectoderm.
Proses ini berlangsung pada bakal notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis di bawah ectoderm.
3. Ekstensi
Proses ini berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentuk alat sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar.
Proses ini berlangsung pada seluruh daerah bakal pembentuk alat sehingga keseluruhan embrio memanjang dan membesar.
4. Konvergensi
Terjadi di daerah bakal mesoderm kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir dorsal
Terjadi di daerah bakal mesoderm kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang terletak di bibir dorsal
- Gastrulasi pada Aves
Diawali dengan penebalan di daerah bakal median embrio di caudal yang disebut primitive streak (lempeng awal). Lempeng ini terbentuk setelah telur 8 jam eram. Primitive streak terbagi atas beberapa bagian sebagai berikut :
1. Primitive groove
2. Primitive fold
3. Primitive pit
4. Primitive knot atau Handsen’s node
Primitive streak pertama kali terbentuk di daerah postrerior area
pellucida yang tumbuh dari sel-sel epiblast yang bergerak kearah median
di posterior kemudian sel-sel dalam primitive streak tersebut
memperbanyak diri. Sebagaian besar daerah posterior area pellucida (
bakal pre-chorda, notochord, dan mesoderm) berkonvergensi keprimitive
streak kemudian berinvolusi diantara hypoblast dan epiblast.
Daerah Hensen’s node merupakan daerah tempat terjadinya invaginasi
bakal pre-chorda dan notochord. Selain itu bagian lain dari primitive
streak merupakan gerbang lewatnya sel-sel mesoderm.
Bakal mesoderm yang berada setengah posterior epiblast daerah area
pelucida berpindah ke posterior , kemudian berkonvergensi ( mengumpul)
dari kedua sisi ke garis median. Sel-sel epiblast bakal mesoderm yang
berasal dari primitive streak kemudian bergerak kantara epiblast dan
hypoblast. Kemudian sel-sel tersebut bergerak menyebar ke lateral dan
anterior di kedua sisi garis median lalu berdivergensi membentuk lapisan
mesoderm yang luas. Sementara itu sel-sel ectoderm saraf juga melakukan
pergerakan secara konvergensi ke arah median lalu berepiboli semenjak
Hensen’s node membentuk keping neural ( neural plate) di sepanjang garis
median.
Dengan bergerak terus keanterior maka primitive streak mendekati
bakal pre-chorda notochord. Pre-chorda dan notochord membentuik
primitive pit dengan melakukan invaginasi, Dari sabit notochord, sel-sel
pre-chorda yang diiringi sel-sel notochord berkonvergensi semenjak di
primitive pit menuju primitive groove kemudian berinvolusi lalu
melakukan extensi ke depan sepanjang garis median diantara endoderm dan
ectoderm saraf.
Ketika embrio berumur 18 jam eram primitive streak telah lengkap
terbentuk. Area pellucida berubah bentuk dari bentuk bundar ke bentuk
lonjong. Pada ectoderm berlangsung proses epiboli sampai melingkup
kedaerah yolk. Ectoderm juga memanjang ke arah anterior dan menjadi
berbentuk pita yang disebut keping neural.
Proses gastrulasi memerlukan waktu sekitar 22 jam eram. Seluruh
daerah pembentuk alat sudah tersusun pada daerah masing-masing.
Primitive streak sebanding dengan perkembangan daerah bakal pembentuk
alat ketiga lapisan benih, mengalami penyusutan secara perlahan dan
bergerak ke caudal embrio. Sisanya akan membentuk bagian ekor ( caudal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar